BLANTERTOKOv132

Mukhtashar Latha’iful Ma’arif - Waktu-waktu yang Utama & Ibadah-ibadah yang Istimewa (50SC395)

  • Mukhtashar Latha’iful Ma’arif - Waktu-waktu yang Utama & Ibadah-ibadah yang Istimewa
  • Mukhtashar Latha’iful Ma’arif - Waktu-waktu yang Utama & Ibadah-ibadah yang Istimewa
  • Mukhtashar Latha’iful Ma’arif - Waktu-waktu yang Utama & Ibadah-ibadah yang Istimewa

Mukhtashar Latha’iful Ma’arif - Waktu-waktu yang Utama & Ibadah-ibadah yang Istimewa

Rp 50.000
Rp 37.500
Hemat Rp 12.500

Tambah Ke Keranjang Beli Sekarang
Detil Produk
JudulMukhtashar Latha’iful Ma’arif - Waktu-waktu yang Utama & Ibadah-ibadah yang Istimewa
PenulisDr. Ahmad bin Utsman Al-Mazyad
PenerbitDarul Haq
SampulSoft cover
Dimensi14,5 x 20,5 cm
Tebalxx + 316 halaman
Berat395 gram
Buku ini adalah ringkasan dari kitab fenomenal dari Ibnu Rajab yang membahas tentang waktu waktu dan ibadah ibadah yang istimewa sepanjang tahun. Betapa penting waktu itu, sampai-sampai Allah bersumpah demi waktu, dalam buku ini akan dijelaskan tentang waktu-waktu utama dan ibadah-ibadah sepanjang tahun, berikut di antara isinya:

***
Majelis Kedua
Tentang Hari Asyura’

Hari Asyura’ memiliki keutamaan yang besar dan kesucian yang sudah berlangsung lama. Dan berpuasa pada hari itu karena keutamaannya, sudah dikenal di kalangan para Nabi Alaihimussalam di mana Nabi Nuh dan Nabi Musa Alaihimassalam berpuasa pada hari tersebut. Dan terkait puasa pada hari Asyura’ ini, Nabi Shallallahu Alaihi wa Salllam memiliki empat kondisi:

Kondisi pertama: Bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berpuasa Asyura’ di Makkah, dan beliau tidak memerintahkan orang-orang untuk berpuasa pada hari itu.

Diriwayatkan dalam shahih Al-Bukhari dan shahih Muslim dari Aisyah Radhiyallahu Anhu bahwa beliau berkata,
“Dahulu (hari) Asyura’ adalah hari dimana orang-orang quraisy biasa berpuasa pada masa jahiliyah, dan Nabi Shllallahu Alaihi wa Sallam biasa berpuasa di hari itu. Lalu ketika Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tiba di Madinah, beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan orang-orang agar berpuasa pada hari itu. Lalu ketika kewajiban puasa Ramadhan telah turun, maka puasa pada bulan ramadhan itulah yang beliau lakukan, dan beliau meninggalkan puasa Asyura’ sehingga barangsiapa yang mau (berpuasa), silahkan dia berpuasa, dan barangsiapa yang mau (tidak berpuasa), silahkan tidak berpuasa.” dst.

Selamat membaca, selamat belajar!
_____
@pustakasalafiyah
Diperbarui 23 Juli 2023

Detail Pemesanan

Mukhtashar Latha’iful Ma’arif - Waktu-waktu yang Utama & Ibadah-ibadah yang Istimewa (50SC395)
Mukhtashar Latha’iful Ma’arif - Waktu-waktu yang Utama & Ibadah-ibadah yang Istimewa (50SC395)
Jumlah: : :
Sub-Total :

*Belum termasuk Ongkos kirim

check_circle_outline Produk Lainnya